Berita Terkini
Desa Sekapuk, Dari Gelar Desa Termiskin Jadi Desa Miliarder
Desa Sekapuk, Desa Miliarder
Banyak orang, lumrahnya bila mendengar kata “Desa” akan langsung berpikir ke arah pemukiman yang sangat sederhana, dengan masyarakat yang sangat menjunjung nilai adat dan juga kesehariannya berkutat dengan profesi tidak jauh dari bertani juga beternak, serta mungkin saja stigma penduduk desa kurang mengetahui tren yang sedang hype dikarenakan teknologi yang terbatas terlebih lagi tidak terjamah dengan barang-barang mewah layaknya mobil. Kalau anda juga masih berpikiran sama seperti itu, mungkin agak kaget dengan mengetahui adanya Desa Miliarder di Indonesia, desa itu adalah Desa Sekapuk yang tepatnya terletak di di Kecamatan Ujung Pangkah, Kabupaten Gresik, provinsi Jawa Timur.
Sudah cukup tercengang dengan julukan Desa Miliarder, ternyata dulunya Desa ini juga pernah menyabet gelar sebagai Desa Termiskin lengkap dengan kondisinya yang kumuh. Lantas, bagaimana perubahan seratus delapan puluh derajat ini dapat terjadi? Hal ini tidak akan tercapai tanpa sepak terjang dan perjuangan hebat dari Pak Abdul Halim selaku Kepala Desa Sekapuk beserta warga-warganya yang menginginkan perubahan pada tempat tinggal mereka.
Terhitung pada pertengahan 2021 ini Pak Halim sudah menjabat sebagai Kepala Desa selama 3 tahun. Angka ini bila dipikir-pikir bukan waktu yang singkat, tetapi bila dipikir juga, perbedaan sangat drastis yang dibawa beliau sangatlah menakjubkan untuk mengubah desa yang tadinya sangatlah dipandang sebelah mata oleh masyarakat di luar desa tersebut hingga pemerintah yang diharapkan untuk membantu keadaannya, dan sekarang menjadi desa dengan objek wisata yang dikenal dengan nama Setigi (Selo Tirto Giri) sudah diketahui hingga ke mancanegara. Pak Halim pun mengakui dirinya sama sekali tidak punya latar belakang yang dapat mendukung dalam pembangunan wilayah atau apapun lah itu untuk memanajemen suatu masyarakat seperti pemimpin-pemimpin dewasa ini.
Sebelum memutuskan untuk menjadi Kepala Desa, beliau berprofesi sebagai nahkoda selama 12 tahun lamanya. Namun setelah itu beliau memutuskan untuk menghabiskan masa tuanya di desa asalnya yang mana kemudian masyarakat serta pemuda-pemuda di sana memohon untuk dirinya memimpin Desa Sekapuk agar dapat membawa perubahan. Dengan pertimbangan yang cukup matang dan syarat yang beliau berikan kepada masyarakat yaitu tidak adanya money politic dalam proses pemilihan Kades akhirnya Pak Halim terpilih untuk menahkodai Desa Sekapuk.
Dalam proses memimpin suatu wilayah pasti ada saja segelintir warga di dalamnya ataupun orang-orang sekitar yang bersinggungan dengan Desa Sekapuk, tidak menganggap realistis visi misi serta ide yang digarap Pak Halim bahkan tidak segan untuk menertawakan hal-hal yang mungkin saja mustahil untuk diwujudkan dengan melihat kondisi desa terpuruk itu. Penyebab ditertawakannya karena Pak Kades nyentrik yang dikenal dengan ke-GILA-an yang menjadi empat pilar selama memimpin yaitu (Gagasan, Ide, Langsung, Aksi) menargetkan net profit BumDes di angka 1,2 Miliar, yang dapat diperoleh dengan penghidupan objek wisata yang akan menghadirkan banyak lapangan pekerjaan, memajukan produk-produk unggulan desa.
Dengan keyakinan akan suksesnya Desa yang dia pimpin, tidak ada yang tidak mungkin untuk Pak Halim. Beliau berhasil membuat warganya bergerak ke arah yang lebih baik untuk kemajuan desa dengan cara yang sangat sederhana dan sangat mandiri yaitu menabung uang hanya delapan ribu rupiah perhari untuk setiap KK. Mengapa akhirnya jalur menabung ini dipilih, karena dulu kondisi Desa Sekapuk sudah sangat tertinggal dan bila ingin meningkatkan status menjadi desa berkembang sangatlah sulit karena tidak ada catatan mendapat bantuan sehingga tidak ada yang percaya akan kekonsistenan warganya, sehingga haruslah ada inisiatif dari warga desa sendiri.
Setelah konsistennya para warga menabung dan kontribusi membantu Kades dalam perencanaan tatanan desa, dimulailah langkah perubahan paling awal dari tempat sampah yang sangat mengganggu diubah menjadi tempat wisata dengan hasil desain Pak Halim dan warga-warganya sendiri, yang kemudian dinamai Objek Wisata Setigi yang telah disebutkan sebelumnya. Wisata Setigi ini merupakan area bekas penambangan kapur yang sudah sangat tandus dan terlihat sangat mustahil untuk dapat ditumbuhi pepohonan rindang serta tanaman indah, tetapi hal mustahil itu terbantahkan dengan keindahan Setigi yang sekarang ini, dimana sudah ada ribuan pohon dan aneka bunga, puluhan pasar kuliner, serta empat puluh spot foto termasuk Jembatan Peradaban dan Danau Zamrud.
Dengan semangat pembangunan dan pemberdayaan warga desa melalui objek wisata yang termasuk ke dalam BUMDESnya, ujar Pak Halim total BUMDES utama Desa Sekapuk sebanyak empat yaitu Objek Wisata Selo Tirto Giri, PDAM, Pengelolaan Sampah, serta Tambang Kapur. Sangat menakjubkan lagi dimana pada tahun 2020 dari keempat BUMDES tersebut meraih laba bersih sebanyak 7 miliar. Kewajiban minimal penyetoran untuk pembangunan desa dari setiap BUMDES pun sebenarnya sebesar 1,5 Miliar, tetapi setiap BUMDES mampu menyetor sebesar 2 miliar 24 juta dan ini merupakan hal yang sangat fantastis mengingat pada tahun 2020 merupakan tahun pandemi dan pembangunan desa baru menginjak 2 tahun.
Hal menarik lainnya dari segala hal inspirasional dari Desa Sekapuk ini adalah investasi untuk warganya, melalui jumlah tabungan delapan ribu setiap hari itu ternyata dikelola menjadi semacam investasi saham, dimana dari terobosan Pak Halim telah berhasil diterbitkan surat saham atau obligasi yang kemudian setiap KK mendapatkan profit kurang lebih lima ratus ribu rupiah per lembarnya dari wisata.
Mayoritas pekerjaan warga Desa Sekapuk sekarang ini pun sebagai mitra-mitra dari BUMDES, mayoritas kepala rumah tangga bekerja pada pengolahan kerajinan bata putih, mayoritas ibu-ibu PKK mengelolah UMKM produk-produk olahan khas Desa Sekapuk, dan untuk pemuda desa mayoritasnya mengisi pekerjaan pada lingkup wisata.
Penobatan Desa Sekapuk menjadi Desa Miliarder pun terjadi di tanggal 9 September 2020 karena profit BUMDES serta PaDES yang sudah tembus miliaran, serta tidak lupa untuk menyebutkan hal paling menarik yakni kendaraan-kendaraan operasional Desa Sekapuk kini menggunakan mobil mewah seperti Alphard, Expander, serta Nissan Matic.
Dengan membaca kisah perjuangan Pak Abdul Halim beserta warganya membangun desa yang awalnya terpuruk dan kemudian dapat menjadi kebanggaan untuk negara kita ini, meyakinkan bahwa tidak ada yang tidak mungkin selagi adanya kemauan dan istiqomah untuk menuju arah yang lebih baik. Dan meskipun dulu sangat sering dipandang sebelah mata, warga Desa Miliarder membuktikan kesuksesannya dengan pemberian “kado orang Desa untuk Indonesia”.
Share :